Jumat, 24 April 2020

Kolom Ian Situmorang : Membangkitkan Kenangan 1966

Kolom Ian Situmorang : Membangkitkan Kenangan 1966

BAGI masyarakat sepak bola Inggris, tahun 1966 menjadi momen yang tak mungkin terlupakan seumur hidup. Angka 1966 itu pula yang memberi energi luar biasa bagi Inggris kala bersiap menghadapi tantangan Kolombia, guna berebut satu tempat di babak 8 Besar Piala Dunia 2018.


Inggris lolos ke Babak 16 Besar Rusia 2018 dengan status runner-up Grup G. Apakah posisi ini gambaran sesungguhnya bagi The Three Lions?. Menurut saya, Pelatih yang baru dipercaya sejak September 2016, Gareth Southgate, punya strategi tersendiri pada pertandingan terakhir penyisihan grup.

Saat itu, bersua Belgia, Southgate menurunkan pemain lapis kedua sehingga takluk 0-1. Padahal, Belgia juga tidak menurunkan pemain-pemain terbaiknya. Inggris memang tidak perlu memilih lawan berikutnya karena ada keyakinan mampu diatasi.

Semua berlatar semangat masa lalu. Kali ini Inggris membangkitkan semangat '66. Pada tahun 1966, ketika menjadi tuan rumah Piala Dunia, Inggris mampu menjadi juara dan satu-satunya gelar yang mereka rebut.

Kans menjadi jawara di pentas Piala Dunia 2018 terbuka lebar bagi Inggris. Bermateri pemain dengan usia rata-rata termuda ketiga (25,9 tahun) setelah Nigeria dan Jerman, Saouthgate yakin para pemain pilihannya adalah para petarung.

Tak sekadar bersemangat dan bertenaga, tapi punya skill yang sangat memadai. Hal ini terlihat dari penampilan Dele Alli (22), Marcus Rashford (20), Jesse Lingard (25) atau sang kapten, Harry Kane (24), yang sudah sangat matang.

Selama ini prestai Inggris tidak terlalu bagus, bukan karena tidak punya pemain berkualitas, tapi karena terjadi friksi di antara para pemain bintang. Hal seperti inilah yang digunting Southgate. Sekarang, kendali sepenuhnya ada di tangan sang pelatih.

Kini, publik menanti apa keputusan Southgate kala Inggris bersua Kolombia. Apalagi Kolombia juga bukan lawan enteng. Wakil Amerika Selatan tersebut punya materi bagus, juga semangat yang tak kalah dibanding Inggris.

Sekadar kilas balik, penyisihan di Grup H Piala Dunia 2018 boleh dikategorikan paling enteng: Kolombia, Jepang, Senegal dan Polandia. Tapi, karena keempat kontestan berada pada level yang sama membuat persiangan menjadi unik, saling mengalahkan, alhasil yang lolos harus ditentukan melalui sistem fair play.

Kolombia menjadi juara grup, walau tidak menunjukkan profil yang sesungguhnya sebagai satu kekuatan hebat. Dapat dimaklumi, ketika kalah 1-2 dari Jepang di penampilan awal, karena Carlos Sanchez terkena kartu merah.

Kesulitan lainnya adalah belum fit-nya pemain bintang peraih Golden Boot 2014, James Rodriguez. Terbukti, pada pertandingan kedua dan ketiga, Kolombia mampu mengalahkan Polandia dan Senegal.
daftar sekarang
Baca Juga : Berita Bola

 Promo Bonus Bandar Judi Online Terbesar di Nelayanbet :

- EXTRA BONUS 200% ( BOLA, CASINO DAN SLOT )
- EXTRA BONUS POKER 100%
- WELCOME BONUS 25% SEMUA GAME
- BONUS WELCOME 100% ( BOLA DAN SLOT)
- BONUS WELCOME CASHBACK 100% SLOT
- BONUS WELCOME CASHBACK PARLAY 100% BOLA
- BONUS DEPOSIT 30%, 20%, 10% DAN 5% SLOT
- BONUS DEPOSIT 10% DAN 5% BOLA, CASINO DAN POKER
- ROLILINGAN CASINO 3,5%
- ROLILINGAN SLOT 1%
- BONUS CASHBACK BOLA 8%
- BONUS KEHADIRAN

Min Deposit Hanya Sebesar Rp 25.000,- (Dua Puluh Lima Ribu Rupiah)


situs bola online

Untuk Keterangan yang lebih Lengkap dan Jelas Anda bisa menghubungi CS 24/7 kami melalui :

INFO KONTAK KAMI ðŸ‘‡


Situs Casino Online *
Situs Slot Online *

Untuk menghubungi kami Di Nelayanbet :
Live chat : Nelayanbet
Link Alternatif : Nelayanbet. best
Line : Nelayanbet
WhatsApp +85511481395

Link daftar : bit.ly/34zaqNS

Lokasi: Indonesia